Menurut Saya :: Punk bicara tentang kebersamaan yang membuat kita bersatu dan kuat .
Punk bicara tentang kebebasan, kontrol diri tanpa norma yang menjerat .
Itu salah satu lirik band Punk jakarta yang di bawah oleh Bunga Hitam, banyak masyarakat yang menganggap Punk itu tidak lain ma Preman, tukang mabok, sampah, dan lain sebagai nya. Tapi mereka salah, Punk punya komunitas tersendiri yang anti penidasan, anti di kekang, dan anti kemapanan. Tetapi juga banyak anak – anak yang mengaku sok Punk tanpa tau arti Punk itu sebener nya .
Punk bukan hanya musik, bukan fashion semata, tapi Punk adalah gaya hidup yang mempunyai idealisme sendiri. Perjalanan Punk bukan lah tanpa tujuan, dengan keberadaan nya yang terbukti, kecil namun tetap berarti.
Yah
begitu lah, di Indonesia mah suka nya ma yang slow – slow, dengan
lirik yang berbicara tentang cinta, cinta dan cinta ! apaan tu? !!
banyak yang mati karena karena putus cinta (kebanyakan para cewe2 tuh),
ada yang minum racun serangga kek, nubrukin badn ke bis kota yang
sedang mangkal, gantung diri di pohon jengkol juga . waa… edan !! kalo
mau cinta cintaan, cintai lah negeri kita ini, cintailah rakyat jelata,
dan cintailah ke 2 orang tua kalian biar gak masuk neraka.. hhahaha
Musik Punk itu berbicara tentang sosial, yang mengejek para wakil para rakyat yang gak becus, maling besar juga (Koruptor) tidak luput menjadi bahan ocehan para anak Punk, tapi mereka luapin semua nya dengan lagu mereka, dengan alunan musik keras dan vokal angry voice.
Kita
semua pasti pernah melihat sekelompok anak-anak berumur 14-18 tahun
yang berkeliaran di lampu merah, halte, gang senggol, dan tempat-tempat
lainnya yang biasa dijadikan tempat nongkrong anak-anak yang bergaya
ala Punk.
berpakaian serba hitam, rambut mowhawk dan atau camuri (cakar muka sendiri), celana ketat serta bau minuman anggur (alkohol) yang harganya “ceban”. Awalnya kelompok ini hanya terdapat pada anak-anak band yang mengikuti inspirator mereka dalam bermusik, akan tetapi gaya ala punk ini sudah memasuki gaya hidup ABG sekarang ini.
keberadaan mereka belakangan ini sangat meresahkan karena sering melakukan pemalakan, ngamen secara paksa di dalam angkot-angkot dan sering membuat keributan.
mirisnya lagi, mereka bergaya ala Punk akan tetapi tidak tahu arti Punk itu sendiri dan tidak tahu pula sejarah dan asal muasalnya. Yang mereka tahu Punk adalah anak gaul, anak band, pemberani dll.
ini juga akan menjadi ancaman bagi komunitas Punk yang sebenarnya yang nantinya akan dapat merubah stereotip masyarakat terhadap Punk itu sendiri, yang padahal apabila kita telusuri Komunitas Punk yang sebenarnya jauh dari sikap dan sifat anak-anak yang bergaya ala Punk “ikut-ikutan” ini.
ini sudah salah kaprah dalam pemaknaan dan implementasinya.
dan juga hal ini tidak lepas dari kelalaian orang tua yang kurang memperhatikan anak-anak mereka yang seharusnya masih harus belajar di bangku sekolah…Anak-anak yang ikut- ikutan bergaya ala Punk ini bukan hanya laki-laki tapi tak sedikit diantara mereka terdapat anak-anak perempuan.
Sebenarnya Punk ini merupakan pemberontakan dari anak-anak kelas pekerja yang tidak puas akan sistem politik dan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah karena menyebabkan pengangguran dan juga terjadinya krisis moral, Punk ini juga dijadikan sebagai Ideologi dan aliran musik yang bernuansa sosial, politik, budaya, bahkan agama,,,
Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.
ada sebuah lagu dari band punk indonesia MARJINAL yang menceritakan keadaan bangsa Indonesia :
Lihatlah negeri kita
Yang subur dan kaya raya
Sawah ladang terhampar luas
Samudera biru
Tapi lihatlah negeri kita
Yang tinggal hanyalah cerita
Cerita dan cerita, terus cerita…
Pengangguran merebak luas
Kemiskinan merajalela
Pedagang kaki lima tergusur teraniaya
Bocah-bocah kecil merintih
Menghabiskan waktu di jalanan
Buruh kerap dihadapi penderitaan
Inilah negeri kita
Alamnya kelam tiada berbintang
Dari derita dan derita menderita…
Sampai kapankah derita ini
Yang kaya darah dan air mata
Yang senantiasa mewarnai bumi pertiwi
Dinodai
Dikangkangi
Dikuasai
Dijajah para penguasa rakus
Dinodai
Dikangkangi
Dikuasai
Dijajah para penguasa rakus..
pada umumnya masyarakat Indonesia biasa menilai anak punk adalah anak yang tidak terurus,dan masyarakat juga menyebut punk itu adalah kriminalis karna banyak anak punk yang menyelewengkan arti punk tersebut seperti mencuri,memalak,mabuk-mabukan..
Punk bicara tentang kebebasan, kontrol diri tanpa norma yang menjerat .
Itu salah satu lirik band Punk jakarta yang di bawah oleh Bunga Hitam, banyak masyarakat yang menganggap Punk itu tidak lain ma Preman, tukang mabok, sampah, dan lain sebagai nya. Tapi mereka salah, Punk punya komunitas tersendiri yang anti penidasan, anti di kekang, dan anti kemapanan. Tetapi juga banyak anak – anak yang mengaku sok Punk tanpa tau arti Punk itu sebener nya .
Punk bukan hanya musik, bukan fashion semata, tapi Punk adalah gaya hidup yang mempunyai idealisme sendiri. Perjalanan Punk bukan lah tanpa tujuan, dengan keberadaan nya yang terbukti, kecil namun tetap berarti.
Hmm . . kenapa yah Musik Punk tdak bisa di terima di Indonesia ??
Musik Punk itu berbicara tentang sosial, yang mengejek para wakil para rakyat yang gak becus, maling besar juga (Koruptor) tidak luput menjadi bahan ocehan para anak Punk, tapi mereka luapin semua nya dengan lagu mereka, dengan alunan musik keras dan vokal angry voice.
STYLE BUKAN LAH SEGALANYA
berpakaian serba hitam, rambut mowhawk dan atau camuri (cakar muka sendiri), celana ketat serta bau minuman anggur (alkohol) yang harganya “ceban”. Awalnya kelompok ini hanya terdapat pada anak-anak band yang mengikuti inspirator mereka dalam bermusik, akan tetapi gaya ala punk ini sudah memasuki gaya hidup ABG sekarang ini.
keberadaan mereka belakangan ini sangat meresahkan karena sering melakukan pemalakan, ngamen secara paksa di dalam angkot-angkot dan sering membuat keributan.
mirisnya lagi, mereka bergaya ala Punk akan tetapi tidak tahu arti Punk itu sendiri dan tidak tahu pula sejarah dan asal muasalnya. Yang mereka tahu Punk adalah anak gaul, anak band, pemberani dll.
ini juga akan menjadi ancaman bagi komunitas Punk yang sebenarnya yang nantinya akan dapat merubah stereotip masyarakat terhadap Punk itu sendiri, yang padahal apabila kita telusuri Komunitas Punk yang sebenarnya jauh dari sikap dan sifat anak-anak yang bergaya ala Punk “ikut-ikutan” ini.
ini sudah salah kaprah dalam pemaknaan dan implementasinya.
dan juga hal ini tidak lepas dari kelalaian orang tua yang kurang memperhatikan anak-anak mereka yang seharusnya masih harus belajar di bangku sekolah…Anak-anak yang ikut- ikutan bergaya ala Punk ini bukan hanya laki-laki tapi tak sedikit diantara mereka terdapat anak-anak perempuan.
Sebenarnya Punk ini merupakan pemberontakan dari anak-anak kelas pekerja yang tidak puas akan sistem politik dan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah karena menyebabkan pengangguran dan juga terjadinya krisis moral, Punk ini juga dijadikan sebagai Ideologi dan aliran musik yang bernuansa sosial, politik, budaya, bahkan agama,,,
KOMUNITAS PUNK
Banyak
yang mengartikan punk itu adalah Pemuda Urakan Namun Kreatif,
sebenarnya kata punk itu muncul pertama kali di Inggris dari sebuah
karya Williams Shakespeares yang berjudul , The Marriage of Lady
Windsor .Sebagai sub-kultur, Punk berkembang sekitar tahun 80-an . Punk
sebagai gerakan mengunggulkan rasa toleransi dan kebebasan. Punk,
sebagai pemula, yang pertama meneriakkan ketidakadilan dan perlawanan
terhadap sistem yang korup, anak-anak kelas pekerja ini dengan segera
merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang
dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu
tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha
menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu
dengan musik dan lirik yang sederhana namun terkadang kasar, beat yang
cepat dan menghentak.
Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.
Punk lebih terkenal dari hal
fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan,
seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala
feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots,
rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh,
anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas
rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang
berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker.Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.
Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.
ada sebuah lagu dari band punk indonesia MARJINAL yang menceritakan keadaan bangsa Indonesia :
Lihatlah negeri kita
Yang subur dan kaya raya
Sawah ladang terhampar luas
Samudera biru
Tapi lihatlah negeri kita
Yang tinggal hanyalah cerita
Cerita dan cerita, terus cerita…
Pengangguran merebak luas
Kemiskinan merajalela
Pedagang kaki lima tergusur teraniaya
Bocah-bocah kecil merintih
Menghabiskan waktu di jalanan
Buruh kerap dihadapi penderitaan
Inilah negeri kita
Alamnya kelam tiada berbintang
Dari derita dan derita menderita…
Sampai kapankah derita ini
Yang kaya darah dan air mata
Yang senantiasa mewarnai bumi pertiwi
Dinodai
Dikangkangi
Dikuasai
Dijajah para penguasa rakus
Dinodai
Dikangkangi
Dikuasai
Dijajah para penguasa rakus..
pada umumnya masyarakat Indonesia biasa menilai anak punk adalah anak yang tidak terurus,dan masyarakat juga menyebut punk itu adalah kriminalis karna banyak anak punk yang menyelewengkan arti punk tersebut seperti mencuri,memalak,mabuk-mabukan..
menurut saya punk adalah pilihan hidup,banyak yang saya dapat dari punk seperti arti kehidupan dan arti persahabatan..
Sejarah
Komunitas Punk
Sejarah punk berawal dari merupakan sub-budaya yang
lahir di London, Inggris. Pada awalnya,
kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak
tahun 1980-an,
saat punk merajalela di Amerika,
golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang
sama. Namun, Punk juga dapat berartijenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup
aspeksosial dan politik. Gerakan anak muda
yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika
yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral
oleh para tokoh politikyang
memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha
menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik
dan lirik yang sederhana namun kadang-kadang kasar, beat yang cepat dan
menghentak. Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan
perusuh karena di Inggris pernah
terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka.
Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran
di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal. Punk selanjutnya berkembang
sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas
bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan,
seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk
tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat
hati. Sebaliknya, lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran
terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu punk menceritakan rasa frustrasi,
kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah,
kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa
terhadap rakyat. Akibatnya punk dicap sebagai musik rock and roll aliran
kiri, sehingga sering tidak mendapat kesempatan untuk tampil di acara televisi.
Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka. Namun lebih
tepatnya seorang punk itu mempunyai perilaku yang berbeda. Mereka hanya sebuah
aliran, jadi jiwa dan kepribadiannya akan kembali pada individu masing-masing.
”Menurut
Dick Hebdige, memandang punk adalah sebuah subkultur yang menghadapi dua bentuk
perubahan yaitu:
1.
Bentuk komoditas,
dalam hal ini segala atribut maupun aksesoris yang dipakai oleh komunitas punk
telah dimanfaatkan industri sebagai barang dagangan yang didistribusikan kepada
konsumen untuk mendapatkan keuntungan. Dulu aksesoris dan atribut yang hanya
dipakai oleh anak punk sebagai simbol identitas, namun kini sudah banyak dan
mudah kita jumpai di toko yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat umum.
2.
Bentuk ideologis,
komunitas punk mempunyai ideologi yang mencakup pada aspek sosial dan politik.
Dan ideologi mereka dahulu sering dikaitkan dengan perilaku menyimpang yang
dilakukan oleh anak punk. Ada beberapa perilaku menyimpang itu telah
didokumentasikan dalam media massa, sehingga membuat identitas punk menjadi
buruk dipandang sebagai seorang yang bahaya dan berandalan. Namun walaupun begitu, nilai-nilai dan eksistensi punk
masih dipertahankan sampai sekarang.
Dan dalam artikel yang pernah kami baca, dalam ”Philosophy of Punk”, Craig O’Hara (1999) menyebutkan
tiga pengertian Punk. Punk sebagai trend remaja dalam fashion dan musik. Punk
sebagai pemula yang punya keberanian memberontak, memperjuangkan kebebasan dan
melakukan perubahan. Punk sebagai bentuk perlawanan yang “hebat”, karena
menciptakan musik, gaya hidup, komunitas dan kebudayaan sendiri.
Faktor
yang Mempengaruhi Seseorang Ikut dalam Komunitas Punk
Banyak
faktor mengapa seseorang ikut dalam sebuah komunitas punk. Antara lain karena
mereka mempunyai sebuah tujuan dan ideologi yang sama. Sehingga mereka mudah
menerima sebuah golongan yang dianggap sebagai sesuatu yang sama, yaitu tujuan
yang ingin di capai. Ada juga yang
tertarik dari motto komunitas punk, yaitu Equalityatau persamaan
hak. “Aliran Punk lahir karena adanya persamaan terhadap
jenis aliran musik Punk dan adanya gejala perasaan yang tidak puas dalam diri
masing-masing. Sehingga mereka mengubah gaya hidup dengan gaya hidup Punk. Di sisi lain ada
juga komunitas punk ini yang mempunyai kegiatan positif.
Semisal Fery
dan Yudit adalah contoh kecil kenapa mereka harus memilih punk sebagai prinsip
hidup mereka yang berlandaskan DIY (do it yourself ). Mereka
besar di masyarakat yang mengkulturkan penyeragaman selera. Masyarakat yang
terlalu munafik untuk hal-hal yang dianggap ” tabu “. Mereka memberontak dengan
setiap kekuatan yang mereka miliki yaitu memilih etika punk sebagai jalan hidup
mereka. Penampilan mereka dan cara hidup mereka sebagai counter cultur terhadap
penyeragaman selera. Sebagai menusia biasa dan makhluk sosial yang punya
perasaan, mereka memilih punk bukan untuk pelarian semata tapi self difennce
mereka terhadap serangan-serangan pengekangan ekspresi diri ( offence
of cultur mainstream ) , penyeragaman selera, dan cultur budaya ”
mapan “yang di ciptakan oleh mayoritas masyarakat. Fery dan
Yudit bukanlah pemuda-pemuda yang lari dari tanggung jawab. Pemuda yang cengeng
ato masih menjadi benalu bagi orang tua mereka. Dengan etika DIY ( do
it yourself / berdikari) dan prinsip yang mereka miliki memberikan
sesuatu yang berarti dalam hidup mereka. Fery adalah pemuda yang menjadi tulang
punggung keluarga, ia merantau ke timur indoneisa tepatnya di mataram NTB dan
mencari kerja. sekarang dia bekerja di salah satu instansi pemerintah, sorenya
mengambil part time di usaha temannya. Sedangkan Yudit adalah seorang mahasiswa
salah satu perguruan tinggi di jogja, yang sangat sadar dan sangat mencintai
keluarganya. mereka memilih punk bukan karena terpaksa atau sekedar ikut-ikutan
saja, punk bagi mereka cara menyikapi hidup dengan tidak tergantung kepada
orang laen dengan terjemahan yang sangat sederhana yaitu mandiri. Hari-hari mereka pun tidak selalu berpenampilan
punk saja. Hari biasa mereka berpenampilan layaknya orang normal lainnya.
Mereka mempunyai jadwal yang rutin seminggu sekali, untuk melepas kepenatan dan
bercanda tawa di pinggiran trotoar tiap malam minggu mulai jam 10 malam. Disaat
anak-anak muda yang lain lebih memilih diskotik ato tempat hiburan lainnya.
Mereka memilih jalanan sebagai tempat mereka berbaur bersama dengan
kawan-kawan street punk mataram yang juga masing-masing dari anak-anak punk ini
mempunyai profesi yang berbeda di keseharian mereka. Ada yang bekerja sebagai
karyawan swasta, mahasiswa, tukang sablon, tukang parkir, pelajar dll.
Berdasarkan pengalaman penulis (penulis artikel) ke lokasi dimana mereka sering
nongkrong, ternyata mereka adalah sosok-sosok yang sangat humoris bersahabat
dan cerdas, sangat beda dengan kesan dari luar yang terlihat sangar dan
menyeramkan, perasaan mereka lebih lembut dari salju sekalipun.
Namun ketika hantaman
labelisasi dan pencitraan tak berimbang oleh media juga golongan masyarakat yang mempunyai ideologi ”
mapan ” . Mereka di jadikan tumbal dari “kegagalan” sistem penerapan budaya
normal yang di dengungkan masyarakat umum dan pemerintah. Sehingga membuat golongan ini ( punk ) sebagai budaya yang tidak
di inginkan karena merupakan budaya impor dari luar. Hal ini menjadikan mereka
menjadi pribadi-pribadi yang terkekang kebebasan ekspresinya dalam
berpenampilan. oleh masyrakat yang menjunjung norma dan adat istiadat
ketimuran. Padahal menjadi punk bukan bagaimana kamu harus mirip menjadi punk
rock star, tapi bagaimana kamu menghilhami diri, menggali potensi yang ada pede
dengan do it yourself yang di pegang. Dan jika di ambil benang
merah dari ” kegagalan ” budaya normal tadi, indikatornya bukan terletak pada
bagiamana cara berpakian anak-anak ini. Tapi kemampuan generasi muda itu
memahami dan menyerap setiap budaya dari luar, dan di terjemahkan ke dalam
ruang berpikir yang luas. Tapi akhirnya kemunafikan masyarakatlah yang tidak
memberikan ruang untuk memberi kebebasan berekspresi. Berpenampilan aneh,
seronok = sesuatu yang tidak baik dan akan di cap sebagai minor personal. Jika
kita berpikir legowo dan mau terbuka dengan lapang dada. Bukankah ” kemandirian
” generasi muda yang menjadi modal awal suatu bangsa, selain faktor yang lain.
MARJINAL adalah sebuah group musik band dari sekian banyak gruop band indie di indonesia yang beraliran punk. Marjinal yang terinspirasikan atau ter-influncekan oleh Sex Pistols, Bob Marley, Leo Kristi, Toy Dolls, Bad Religion , The Crass, Benyamin S, dan Ramones memulai awal karirnya pada tahun 1997 ketika itu masih menggunakan nama AA (Anti ABRI ) dan AM (Anti Military ) dalam komunitas underground.
Band punk yang berformasikan awal (1997) Romi Jahat (vocal), Mike (gittar ), Bob (bass), Steven (drum), terbentuk atas latar belakang kesamaan dalam menyikapi belantika hidup satu sama lainnya. Mereka berusaha menyampaikan suatu pesan akan suatu penolakan maupun penerimaan dan harapan setelah apa yang dirasa , dilihat , di raba , dan di dengar dalam kehidupan sehari-hari.
Memasuki tahun 2001 band punk ini mulai menanggalkan nama AA dan AM, mereka resmi menggunakan nama baru yaitu Marjinal. Nama baru di dapat ketika Mike, sang vokalis terinspirasi oleh nama pejuang buruh perempuan “Marsinah..Marsinah..MArjinaL” asal Surabaya yang sangat berani dalam meperjuangkan haknya sebagai kaum buruh. Namun sayang belum sampai pada saatnya, marsinah wafat dalam tugas suci yang mulia akibat penyiksaan yang dilakukan oleh aparat berseragam loreng sebagai anjing-anjing peliharaan sang kapitalis. Tidak hanya itu Marsinah pun menginspirasikan Marjinal dalam meriliskan album ke-3 dengan judul album ”Marsinah” bercoverkan wajah marsinah dengan format hitam putih. Luar biasa, Judul lagu ”Marsinah” yang sama dengan judul albumnya, sangat familiar sekali karena banyak kalangan anak muda menyanyikan lagu ”Marsinah” di tongkrongan, studio musik, bahkan dalam sebuah pagelaran musik.
Di tahun 2005 Marjinal kembali menelorkan album ke-4 dengan tema sang ”Predator” yang terdiri kaset 1 & 2. Proses penggarapan album ke-4 ini sudah megalami kemajuan karena di dukung dengan alat yang mumpuni, sangat berbeda jauh sekali jika bandingkan album sebelumnya, baik di lihat dari design cover maupun hasil rekaman kaset.
Selama kiprahnya di industri musik indie, Marjinal sudah mengalami beberapa kali gonta-ganti atau bongkar pasang personil, dan sampai saat sekarang ini marjinal masih di perkuat oleh Romi Jahat (vocal), Mike ( gitar), bob (bass), Proph (drum) yang kini untuk terus berjalan bersama agar tetap hidup berusaha menyampaikan pesan sebuah amanat penderitaan rakyat yang dituangkan dalam bentuk media musik.
Langganan:
Postingan (Atom)